Mancing ikan Gardon














 

Apabila kita menilik sejarah, sejak ber-abad-abad yang lalu, memancing seperti juga berburu, merupakan bagian dari kegiatan manusia untuk bisa bertahan hidup. Untuk berburu ikan, manusia purba mula-mula menggunakan tombak dan membuat ujung tombak dari pecahan lapisan batu, yang lama kelamaan berkembang, batu lalu diganti oleh tulang. Cara berburu ikanpun makin maju, yang mula-mula hanya menombak ikan yang liwat, kemudian memanggil ikan dengan memakai umpan perangsang supaya ikan datang mendekat. Cara memanggil ikan dengan memberi umpan ini yang terus berkembang hingga lahirnya teknik mengail ikan. Dengan dibuatnya mata kail, manusia tidak lagi berburu ikan tetapi mulai mengail/memancing ikan buruannya. Sampai berabad-abad kemudian, cara memancing mempunyai bentuk tersendiri yang makin lama makin disempurnakan manusia. Kini, memancing, masih tetap dilakukan sebahagian besar manusia untuk bisa bertahan hidup, disamping juga menjadi salah satu kegiatan waktu senggang yang sangat digemari manusia modern.



D
aratan Prancis mempunyai 5 (lima) celung besar, yaitu Seine, Loire, Rhin, Rhône dan Garonne, yang masing-masing dialiri oleh sungai-sungai yang dalam dan luas. Terdapat sepanjang 272.149 km daerah perairan yang mengalir (sungai, kanal, kali), dan seluas 150.000 HA daerah perairan tetap (danau, empang). Jumlah pemancing melebihi 5 juta orang, separuhnya terdaftar sebagai anggota asosiasi pemancing ikan air tawar, selebihnya pemancing ikan di danau atau empang-empang pribadi termasuk pemancing ikan air laut yang tidak dapat diperkirakan jumlahnya






Mancing sentak
Salah satu cara memancing ikan air tawar yang paling digemari oleh pemancing Prancis adalah pêche au coup - mancing sentak. Cara ini yang boleh dikatakan cara memancing tertua di dunia, masih tetap dipakai, baik oleh pemancing sambilan yang masih amatir, maupun mereka yang benar-benar pemancing kawakan/profesional, yang sering mengikuti kejuaraan lomba mancing internasional.

Ide dasar cara ini sebenarnya sederhana sekali yaitu : pemancing mempergunakan satu joran, tali kenur sepanjang joran, berisi pelampung dan timah serta mata kail. Cara memancingnya, pun, saya kira, tanpa perlu diajarin, semua orang sudah tahu, mata kail diisi umpan, kemudian di lempar ke sungai, menunggu umpan dimakan ikan dengan memperhatikan kepada gerak-gerik plampung. Kalau pelampung tiba-tiba tenggelam berarti ada ikan yang memakan umpan. Memang kelihatannya sederhana dan gampang saja, tetapi kenyataannya tidak semudah itu. Kalau kita mancing di sungai-sungai Prancis, misalnya saja di sungai Seine yang melintasi kota Paris, tanpa metoda-metode tertentu, tidaklah mudah untuk mendapatkan ikan ! Karena itu saya ingin ceriterakan metoda-metoda menarik yang dipergunakan oleh pemancing di Prancis , khususnya pemancing ikan air tawar, dengan harapan pengalaman saya ini dapat dimanfaatkan oleh rekan-rekan sehobi di tanah air.

JORAN

Ada 2 model joran yang dipergunakan yaitu joran teleskopi dan yang satu lagi joran sambung dengan panjang antara 3 s/d 9 meter, biasanya terbuat dari bahan fiberglass, karbon atau kevlar.



Joran teleskopi, adalah joran yang terdiri dari beberapa tabung saling sambung (biasanya antara 4 sampai 6 tabung) yang kalau tertutup panjangnya sekitar 1.25 meter, kalau ditarik/dipanjangkan bisa menjadi 6 atau 7 meter.



Joran sambung, hampir sama dengan joran teleskopi hanya jumlah tabungnya dapat ditambah sesuai kebutuhan dan cara memanjangkan jorannya adalah dengan menyambung-nyambung ruas tabung. Panjang joran bisa mencapai 9 meter, bahkan dalam pertandingan internasional memancing di air tawar, ada yang menggunakan joran sepanjang 11 sampai 12 meter.
Penggunaan joran sambung ini mempunyai cara tersendiri, kita harus memperhitungkan luas ruang bebas dibelakang tempat mancing kita, karena, mengingat panjangnya joran, apabila kita mendapat ikan, cara menarik ikan kepinggir adalah joran dilepas satu persatu dari sambungannya sampai tinggal sepanjang 5 meter, baru sisa joran ditegak-luruskan agar ikan tertarik kepinggir. Pemilihan panjang joran tergantung kepada tempat kita mancing. Kalau di sungai, misalnya, mengingat luasnya lebar sungai (kadang-kadang mencapai 100 meter) yang terbaik adalah joran yang panjangnya antara 6 s/d 9 meter dengan bahan terbuat dari karbon atau kevlar (ringan). Yang ideal menurut penulis adalah joran sepanjang 7 meter, bahan dari karbon (beratnya hanya sekitar 500 gram kalau joran terbuka panjang), karena cukup ringan, joran masih bisa dipegang dengan satu tangan.

Tali kenur dan mata kail.

Pêche au coup (mancing sentak) tidak banyak menggunakan tali kenur, panjang kenur yang digunakan biasanya 3/4 dari panjang joran yang digunakan. Kenur terbagi atas dua bagian, bagian pertama dari ujung joran sampai simpul sambungan dinamakan kenur utama, ukuran kenur yang dipakai adalah ukuran 10/100 (makin besar bilangan yang dibagi, makin tebal/besar ukuran kenurnya) Di bagian kenur utama inilah yang kita pasang pelampung, timah keseimbangan, yang berhenti pada simpul sambungan. Kemudian bagian kedua, yah kita sebut saja kenur pancing, adalah kenur sepanjang + 30 cm yang ber-mata kail. Ukuran kenur ini 8/100 (lebih halus daripada ukuran kenur utama), yang karena lebih halus, menjadi lebih luwes gerakannya, terjela-jela di dasar sungai bergeser mengikuti arus, membuat umpan yang disajikan lebih "hidup". Apabila kenur tersangkut sesuatu di dasar sungai, dan kita paksa tarik, hanya kenur pancing ini yang putus, dan ini lebih mudah menggantinya, kita tidak perlu mengganti seluruh panjang kenur berikut pelampung yang memakan banyak waktu persiapan.
Mata kail yang dipilih adalah kail bermata satu, ukuran yang ideal adalah antara no 14 (ukuran sedang) s/d no. 24 (ukuran paling kecil), makin kecil nomornya, makin besar mata kailnya. Warna mata kail, sebaik mungkin juga disamakan dengan warna umpan yang akan dipakai, tetapi mata kail hitam biasanya dapat dipakai untuk semua umpan. Untuk lebih memudahkan pemasangan, sekarang sudah banyak dijual mata kail berkenur, dari berbagai ukuran mata kail dengan berbagai ukuran kenurnya.

Plampung

Apabila kita berbicara mengenai mancing sentak, plampung mempunyai peranan yang sangat besar, bahkan dapat dikatakan sangat penting, misalnya saja kalau kita mancing di sungai, dengan aliran sungai yang cukup deras, pelampung yang terapung di permukaan air, memberitahu apa yang terjadi dibawah air, apakah kenur, dan umpan kita berfungsi benar, selain juga memberitahukan apabila ada ikan yang sedang menyantap umpan kita. Saat-saat menunggu inilah yang bisa melupakan pikiran-pikiran yang lain, sebab mata dan pikiran pemancing benar-benar terkonsentrasi memperhatikan pelampung ini. Bagaimana posisi plampung, apakah bergerak karena ikan atau karena nyangkut di dasar, atau mungkin juga karena angin.


Macam pelampung
Ada empat macam model pelampung yang dapat dikategorikan sbb.:
Plampung untuk perairan yang tak ber-arus/ber-arus lambat, dan perarian yang agak dangkal (misalnya empang, pinggir danau), biasanya berbentuk peluru terbalik, ramping, atau seperti titik air dengan antena metal panjang. Plampung semacam ini, karena ringan, sangat sensitif, paling baik digunakan untuk memancing ikan permukaan atau ikan pertengahan air di danau atau di empang, terutama kalau hembusan angin nihil. Plampung untuk perairan yang ber-arus sedang (kanal, kali), bentuknya seperti sayur wortel kecil, besar diatas meramping kebawah, bentuk plampung yang klasik dan dapat digunakan untuk semua situasi. Sedang plampung untuk perairan yang ber-arus cepat (sungai) biasanya digunakan yang berbentuk bulat seperti kelereng, ber-antena panjang. Plampung ini ditujukan untuk memancing ikan dasar di perairan dalam, yang biasanya ikannya besar-besar. Karena merasa aman di perairan yang dalam, ikan ini tidak segan-segan memakan umpan dan tidak peduli dengan adanya tahanan plampung. Disamping bentuk-bentuk plampungc tadi, ada juga plampung geser, biasanya digunakan untuk perairan yang kedalaman airnya melebihi panjang joran yang dipakai (joran yang menggunakan spining ril). Di toko-toko pancing, begitu banyak-ragam pelampung yang dijual sehingga sangat sulit untuk menjatuhkan pilihannya. Kita tidak boleh terlalu tergiur oleh indahnya bentuk maupun warna dari pelampung tersebut, yang terpenting adalah bisa memilih plampung sesuai dengan situasi dan kondisi perairan tempat kita akan mancing. Fungsi pertama pelampung adalah menjaga keseimbangan bergantungnya kenur berikut mata kail dan umpan terhadap derasnya aliran arus air, sedang fungsi kedua, memberitahu adanya sentuhan ikan dengan melihat kepada gerak-gerik/goyangnya plampung tersebut.

Timah
Untuk memberikan keseimbangan kepada plampung, agar pelampung tidak terlalu tenggelam ataupun tidak terlalu menonjol diatas permukaan air, kita memakai butir-butir timah pengimbang. Kalau plampung terlalu menonjol di permukaan air, ikan-ikan akan merasakan adanya tahanan plampung ketika sedang mencucup umpan, dan ikan sebagaimana semua machluk hidup, mempunyai instink terhadap bahaya, umpan tidak akan dimakan - dimuntahkan kembali. Sedang kalau pemasangan timah benar-benar seimbang dengan beratnya plampung, ikan tidak merasakan adanya tahanan plampung sehingga mudah terkicuh memakan umpan, dan sentuhan sedikit saja sudah dapat memberitahukan kita bahwa ada ikan.
Jenis timah yang digunakan ada dua, timah berbentuk oval, ramping, beratnya antara 0,08 s/d 8 gram. Kelebihan jenis timah ini adalah karena berlubang ditengahnya sehingga kita tidak perlu menjepit kenur, kenur dimasukan melalui lubang in dan timah bisa bergerak dengan bebas. Jenis yang kedua adalah, timah bulat (bisa dibuka/terbelah dua) yang cara memasangnya adalah dijepitkan langsung ke kenur. Timah jenis ini biasanya dijual dalam satu kaleng plastik bundar yang terbagi atas beberapa ruang tempat timah, dengan berat yang berbeda, dari 0,2 s/d 0,9 gram.

Berbagai posisi pemasangan timah
Pemasangan timah juga ditentukan oleh situasi perairan tempat mancing. Apabila airnya tenang, tidak ber-arus atau arusnya lemah, timah dipasang dengan jarak yang sama dan teratur dari plampung hingga ke mata kail. Kalau airnya agak deras, timah sebaiknya dijepit secara masif, dengan jarak yang berdekatan, kira-kira 5cm dari mata kail, ini untuk memudahkan umpan sampai kedasar secara cepat. Pemasangan timah yang universal adalah secara logaritma, contohnya: dari plampung dijepit 5 butir timah 0,05 gr, kemudian menurun 4 butir, 3 butir begitu seterusnya hingga 1 timah di dekat mata kail. Cara ini memberikan keluwesan ayunan kenur utama ketika dilempar ke air.


Mengingat kepada situasi dan kondisi perairan yang berbeda-beda, sehari sebelum memancing, kita sudah harus mempersiapkan kenur utama lengkap dengan pelampung, timah dan mata kailnya, untuk menghadapi segala macam situasi. Sehingga apabila ada masalah pada saat waktu memancing, misalnya saja kenur kusut, menyangkut disemak-semak, putus disambar ikan besar, dlsb, kita tidak perlu repot-repot mempersiapkan kenur utama di tempat mancing, yang sangat menghabiskan waktu, ganti saja seluruh pasangan kenur. Mempersiapkan pembuatan kenur utama dipinggir sungai yang banyak angin, tidak gampang, belum lagi memasang timah dan mata kail yang serba halus, bukannya bikin tenang. Malah bisa-bisa bikin stress berat karena kesal tidak siap-siap pancingannya.

Persiapan
Yang pertama-tama harus kita lakukan tentunya memilih tujuan tempat kita mancing. Karena mancing di danau, di empang atau di sungai mempunyai cara tersendiri yang berbeda tidak hanya karena pemilihan jenis joran, tetapi juga pemilihan plampung, timah dan jenis umpan yang dipakai. Kalau tempatnya "baru", kita harus minta informasi dulu kepada petugas toko pancing terdekat, mengenai jenis ikan yang terdapat di perairan tersebut dan juga "kebiasaan-kebiasaan" umpan yang digunakan disitu.

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah kita harus bisa "membaca" situasi dan kondisi perairan tempat mancing. Kalau di Eropa hal ini cukup penting, karena adanya musim yang berbeda, kita harus mempelajari macam-macam hal: tekanan udara, ini berkaitan dengan temperatur air (dibawah 5°C, ikan tidak aktif) keadaan air (tenang, ber-arus, bening atau butek), dan ketinggian air (banjir atau dangkal), arah angin bertiup, orientasi posisi pemancing terhadap angin yang bertiup. Kalau disungai, ikan biasanya senang lewat di cekukan pinggir sungai yang menimbulkan arus air yang berputar, atau dibalik batang pohon-pohonan yang rubuh kesungai. Di empang, biasanya ikan bersembunyi diantara rumpun-rumpunan air dipintu masuk/keluar air yang kesungai. Kalau ada grojogan air, atau saluran buangan air, pasti disitu ikan sering ngumpul, terutama karena banyaknya oxygen yang sangat diperlukan oleh ikan untuk bernafas.

Penebaran umpan perangsang ikan.
Perairan tempat mancing sangat lebar atau luas, peralatan mancing kita hanya bisa mencapai sejauh-jauhnya 13 meter (sepanjang joran dan kenur utama), sedangkan ikan tentunya berada di tengah danau atau sungai. Untuk itu kita harus menebarkan umpan untuk bisa "memanggil" ikan kepinggir memakan umpan yang kita sajikan. Penebaran umpan ini sangat penting, apalagi kalau mancing di sungai yang ber-arus deras. Umpan bisa dibuat sendiri atau yang paling praktis, beli yang sudah jadi (dijual di kantong-kantong per kilo atau per 5-kilo), kita tinggal mencampurnya dengan air sungai setengah jam sebelum memancing. Umpan kita bulat-bulatkan sebesar jeruk purut, tahap pertama kita lempar 5 sampai 10 bulatan umpan, yang sudah kita campur dengan tanah liat agar umpan tidak bergerak didasar sungai. Nanti kemudian, setiap jam kita lempar lagi untuk "mengingatkan".


Umpan
Karena Prancis mempunyai 4 musim, umpan yang digunakan juga harus disesuaikan dengan musim pada waktu kita mancing, dan yang terpenting kita juga sudah harus menentukan jenis ikan apa yang akan kita pancing. Umpan umum yang paling sering digunakan adalah asticot, belatung lalat (Calliphora), warnanya putih kekuning-kuningan, panjangnya kira-kira 15mm. Macamnya banyak, ada yang besar, namanya gozzers (belatung lalat abu-abu, Sarcophaga) biasanya dipakai untuk mancing ikan dasar yang besar-besar. Yang lebih kecil namanya pinkies (belatung lalat jagung,
belatung kecil ini sangat aktif, lebih banyak dipakai untuk dicampur dengan "umpan pemanggil", dan yang paling kecil adalah fises (belatung lalat hijau). Umpan ini dapat bertahan lama (sampai 1 atau 2 bulan) bila ditaruh dalam kotak yang tertutup rapat dan ditaruh di lemari es (asal nggak dimarahin oleh sang istri !) Umpan lainnya , terutama kalau menjelang musim panas, dimana temperatur air sudah menghangat, antara 18-25° C, kita bisa bisa menggunakan umpan biji-bijian, gandum, jagung potongan roti maupun kentang rebus
Ikan jenis cyprinides
Dengan cara mancing sentak, jenis ikan yang akan terpancing terutama jenis ikan "cyprinides" (orang Prancis manggilnya "poissons blancs", jenis ikan-ikan putih). Ikan jenis ini banyak macamnya, tetapi yang paling digemari untuk dipancing di sungai-sungai Prancis adalah ikan "gardon" (seperti ikan tawes), ikan ini panjangnya sekitar 15-30 cm, berbentuk ramping, warna badannya putih bersih keperak-perakan, sirip dan ekornya berwarna merah. Ada juga ikan "breme" (mirip ikan gurame), panjangnya bisa mencapai 60 cm, ikan ini sangat giras kalau terkena pancing yang halus, hanya saja badannya sangat berlendir dan bau ikan yang anyir (sukar menghilangkan bau ikan ini). Dan ikan yang paling besar dan diberi julukan "ratu cyprinides" adalah ikan "carpe". Tapi ikan jenis ini lebih sering dipancing dengan cara yang khusus tersendiri.
Assesori
Perlengkapan lain yang juga "penting" diperlukan adalah timah pengukur kedalaman air. Timah ini ada dua macam bentuknya. Ada yang berbentuk seperti lonceng dan berisi gabus dengan berat antara 10-30 gr. Ada satu lagi yang berbentuk jepitan bulat. Mengukur kedalaman air serta "membaca" relief dasar sungai, akan menentukan suksesnya mancing ikan hari itu.
Perlu serok panjang.
Kenikmatan mancing sentak terutama adalah bagaimana caranya kita bisa memancing ikan besar dengan kenur dan mata kail yang halus. Oleh sebab itu kalau ada ikan besar yang terpancing.kita tidak bisa langsung mengangkatnya ke darat, karena kenur dan mata kail tidak akan sanggup menahan berat badan sang ikan, oleh karena itu diperlukan sebuah serok yang bertangkai panjang, kurang lebih 2 meter.
Selain serok, diperlukan juga sebuah keranjang tempat ikan, dan yang sering digunakan oleh pemancing Prancis adalah keranjang tempat ikan model Inggris. Terbuat dari benang plastik yang kuat, berbentuk bulat seperti jaring dengan panjang 1,5 -3 meter. Tempat ikan macam ini sangat dianjurkan agar ikan-ikan yang terpancing tidak cepat mati, dan dapat dilepaskan kembali setelah selesai acara memancing.
Cara mancing
Setelah memperhatikan situasi dan kondisi setempat dengan mengingat kepada hal-hal yang telah saya uraikan diatas, kita memutuskan posisi tempat memancing, jangan terlalu dekat dengan pepohonan, tempat mancing harus agak luas untuk tempat meletakkan perlengkapan lainnya. Yang perlu diperhatikan juga adalah ruang gerak
dibelakang kita, karena dengan joran yang panjangnya 6-7 meter, risiko kenur menyangkut di pepohonan sering terjadi.
Paling enak mempraktekkan cara mancing yang boleh dikatakan "statis" ini adalah dengan duduk. Pemancing di Prancis menggunakan bangku khusus, semacam kotak yang praktis, tutup kotak bagian atas diberi bantalan untuk duduk, disamping mempunyai laci-laci yang berfungsi sebagai tempat simpan kenur utama siap pakai dan perlengkapan pancing lainnya seperti timah, mata kail, plampung cadangan. Bagian bawah kotak ini dapat digunakan untuk menyimpan umpan ataupun perlengkapan lainnya. Disamping kanan kotak terdapat alat penyangga joran, kalau kita capek, tinggal menaruh joran di penyangga, praktis, apalagi kalau kita harus memeriksa mata kail, timah atau mengganti umpan.
Setelah mempersiapkan semua perlengkapan, umpan perangsang, umpan pancing, hal pertama yang dilakukan adalah "membaca" perairan dengan mengukur kedalaman air dan memperkirakan bentuk relief dasar sungai/danau atau empang. Timah pengukur kedalaman air kita jepitkan di mata kail atau kalau memakai "timah lonceng", mata kail kita kaitkan di gabus. Posisi kenur utama harus tegak lurus dengan joran, setelah itu pelan-pelan kita tenggelamkan timah kedasar sungai. Dengan melihat kepada posisi plampung di kenur utama, kita bisa memperkirakan kedalaman air. Kalau plampungnya tenggelam berarti airnya dalam, posisi plampung kita naikkan sehingga ia tepat berada di permukaan air. Demikian juga apabila plampung posisinya terletak di luar permukaan air, berarti airnya dangkal, posisi pelampung kita turunkan. Hal ini kita lakukan berkali-kali dengan jarak interval sekitar 1 meter dengan memperhatikan arah arus air. Setelah ini selesai, kita sudah dapat memperkirakan keadaan relief dasar tempat mancing. Apabila tidak ada arus, posisi plampung bisa dipasang sesuai dengan hasil pengukuran tadi. Tetapi bila ada arus, sebaiknya posisi plampung dinaikkan sekitar 10cm, agar kenur pancing bisa bergerak-gerak dan terjela-jela di dasar air.Setelah itu mulailah kita melempar umpan perangsang yang telah kita persiapkan sebelumnya. Umpan kita lemparkan di posisi ujung joran, sekitar 6-7 meter dari pinggir, tepat di muka pemancing. Pertama-tama sekitar 5 sampai 10 bulatan umpan kita tebarkan, agar umpan melekat di dasar. Setelah itu barulah kita mulai memancing. Coba dulu ayunkan kenur utama ke air, lihat posisi pelampung yang bergerak mengikuti arus air, ini untuk bisa mengatur secara tepat posisi plampung dan mata kail yang harus berada di dasar, setidak-tidaknya 5-10 cm dari dasar air.
Umpan harus hidup
Memasang umpan belatung di mata kail harus diperhatikan, agar mata kail hanya terkait dikulit luarnya saja, jadi belatung masih tetap hidup. Selain itu setelah umpan dilempar ke air, pancingan tidak hanya didiamkan begitu saja menunggu ikan datang, ikan harus dirangsang. Secara hati-hati kenur diayunkan/dilemparkan di sebelah kiri tempat kita meletakkan umpan panggilan. Setelah beberapa saat, joran secara perlahan-lahan diangkat sedikit, kira-kira 30 cm, kemudian joran diturunkan lagi dengan menggeser posisi kekanan, kira-kira setengah meter. Demikian berulang-ulang sehingga umpan bergeser dan kelihatan "hidup" meliwati umpan panggilan. Hal ini yang akan segera memberi reaksi ikan menyergap umpan yang disajikan, biasanya ikan menyantap pada waktu umpan turun.
Menyentak
Menyentak adalah reaksi yang kita lakukan apabila melihat plampung bergerak dengan aneh. Sentakan ini dilakukan dengan gerakan di ujung genggaman tangan yang memegang joran, gerakannya tersalur melalui kenur utama ke mata kail yang membuat mata kail ini terkait di bibir ikan. Agar sentakan ini berhasil dengan baik -yang sangat menentukan terpancingnya ikan-, ujung kenur dari joran sampai ke plampung diusahakan jangan terlalu kendor, kenur harus agak tegang agar sentakan bisa berlangsung secepat kilat. Arah sentakan harus berlawanan dengan geraknya plampung, kalau plampung bergerak tenggelam kearah kiri, sentak joran kearah kanan, demikian sebaliknya. Malah kadang-kdang plampung terapung rata di permukaan, ini karena ikan menyergap umpan dari bawah keatas. Apapun tanda yang diberikan oleh plampung kita harus segera bereaksi menyentak.
Menyerok ikan
Kalau ikan sudah terpancing, hal utama yang perlu diperhatikan adalah kenur jangan mengendor, usahakan joran dengan luwes mengikuti tarikan ikan, tapi jangan sekali-kali dikendorkan. Jangan memaksa menarik ikan dengan kekerasan, apalagi kalau ikan yang terpancing besar. Kita harus dengan sabar dan luwes menahan joran sampai ikan tersebut capek sendiri dan menyerah, menurut ditarik kepinggir tanpa perlawanan. Serokan harus terendam dalam air, ikan kita tarik diatasnya, baru dengan hati-hati serok kita angkat keluar air, ikan tertangkap, jadi bukan serok yang bergerak mencari ikan.
No Kill
Sehari memancing bisa mendapatkan banyak ikan, apalagi kalau mancing di sungai yang ikannya masih liar karena tidak pernah di tangkap atau di jaring, tetapi ini juga tergantung kepada musim. Musim yang paling baik untuk memancing ikan jenis "cyprinides" adalah dari musim semi (bulan Maret) sampai akhir musim gugur (bulan Nopember), hanya saja pada bulan tertentu (antara April-Mei) ikan-ikan ini bertelur dan susah untuk di pancing.
Apabila matahari sudah mulai terbenam, saat selesainya waktu mancing yang diijinkan oleh peraturan permancingan, ikan-ikan secara hati-hati kita keluarkan dari tempat ikan, di hitung dulu kemudian dilepaskan lagi ke air. "No Kill" sudah menjadi slogan para pemancing yang kebanyakan adalah para pencinta alam.

Mancing Ikan Carpe di Paris



Mancing ikan di laut lebih mengasyikkan daripada mancing di air tawar. Tetapi memancing ikan di air tawarpun mempunyai keasyikan tersendiri, apalagi kalau mancingnya di sungai Seine – Paris.
Kartu pancing
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa untuk bisa memancing ikan, kita harus mempunyai carte de pêche (kartu ijin memancing). Kartu ini bisa diperoleh di asosiasi-asosiasi penggemar mancing dimana saja di Paris. Dengan membeli kartu ini, kita menjadi anggota assosiasi pancing tersebut dan boleh memancing ikan di sungai, danau, ataupun empang yang telah ditetapkan selama setahun. Kita boleh memancing dengan menggunakan sebanyak-banyaknya 4 (empat) joran, serta rangkaian mata pancing sebanyak-banyaknya 2 (dua) mata kail tiap jorannya. Waktu mancing yang diperbolehkan adalah setengah jam sebelum matahari terbit sampai setengah jam sesudah matahari terbenam. Disamping itu masih harus diperhatikan jenis ikan-ikan tertentu yang terpancing (ikan-ikan yang dilindungi). Ukuran panjang minimal ikan hasil pancingan sudah ditetapkan sesuai jenis ikannya. Misalnya untuk ikan jenis truite, ukuran panjang minimalnya adalah 23cm diukur dari insang ke ujung ekornya. Dibawah ukuran tersebut, ikan harus dilepas kembali. Di Prancis, organisasi permancingan - khususnya untuk mancing ikan di air tawar- sudah sedemikian teraturnya, konon kabarnya peraturan untuk ukuran panjang minimal jenis ikan-ikan tertentu yang boleh ditangkap ini, sudah ada sejak jaman pemerintahan Raja Philippe III di tahun 1280.

Mau mancing ikan apa

Peraturan permancingan ini juga menetapkan jenis kategori perairan yang dihuni oleh ikan-ikan jenis tertentu yang dilindungi. Jadi kalau kita ingin mancing, kita sudah harus menetapkan mau mancing ikan jenis apa, karena ini berpengaruh dengan meterai yang harus dibayar untuk kartu pancing kita. Misalnya saja, perairan kategori satu, adalah sungai, danau atau empang di pegunungan yang airnya jernih, penuh oxygen dan bebas polusi, biasanya dihuni oleh ikan-ikan kelas satu: truite dan salmon
Perairan kategori dua : sungai, danau empang di dataran rendah hingga ke daerah-daerah di pinggir laut, ini dihuni oleh bermacam-macam ikan jenis cyprinides : carpe (sejenis ikan mas), breme (mirip gurami), gardon (mirip ikan tawes) dan jenis ikan buas : brochet, sandre dan perche. Pemilihan jenis ikan yang akan kita pancing ini juga tentunya menentukan piranti yang akan digunakan, jenis umpan dan metoda memancing.

 

Waktu Mancing

Perancis mempunyai empat musim : musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Musim yang paling cocok untuk pergi memancing adalah antara musim semi (bulan Maret) sampai musim gugur (bulan September), karena harinya lebih panjang. Di musim panas misalnya, matahari terbit jam 05.00 dan baru tenggelam jam 22.00, jadi waktu mancing yang diijinkan lebih panjang.  
Mancing ikan carpe
Ikan carpe atau Cyprinus Carpio berasal dari Asia (daerah Mansyuria). Ikan ini dibawa masuk ke Eropa oleh para pedagang melalui Yunani, yang kemudian di abad pertengahan, para biarawan Prancis (yang tidak boleh makan daging) mulai banyak memeliharanya dan akhirnya ikan tersebut menyebar di sungai-sungai.
Ikan ini adalah salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dicari pemancing di Prancis tidak hanya karena ukuran badannya yang bisa mencapai satu meter dengan besar sekitar 15 s/d 25 kg (record yang terpancing di danau Saint Cassien, 37 kg), tetapi juga karena perlawanannya yang sengit kalau terkena pancing.

Tempat Mancing

Ikan ini banyak terdapat di sungai Seine, sungai yang membelah kota Paris dari Timur ke Barat sepanjang kurang lebih limabelas kilometer. Tidak semua tempat di Paris yang bisa menjadi tempat pancing. Ada beberapa tempat tertentu yang terlalu banyak dikunjungi turis sehingga mancing disini kurang tenang. Penulis dan teman-teman lebih sering memancing di Pont de Puteaux (Jembatan Puteaux), masih di sungai Seine, tapi agak ke pinggiran kota, tempat yang ideal, karena airnya cukup dalam (yang terdalam sekitar 8-10 meter), dekat bendungan, sehingga sungai tidak bisa dilalui oleh kapal dan ikannya banyak
Selain sungai Seine, ikan carpe banyak mengisi beberapa danau di sekitar kota Paris seperti Lac de Boulogne, Lac de Vincennes, Lac de Creteil, serta beberapa empang seperti misalnya Etang Saint Hubert, Etang Cergy Neuville dan Etang Saint Quentin.

 

Ikan dasar

Ikan carpe menyukai air yang dalam dan temperatur air yang hangat, sekitar 20°C. Di musim dingin ikan ini tidak aktif, bersembunyi di balik rumput-rumputan air. Dengan janggutnya yang sangat peka, ikan ini mendeteksi makanannya, antara lain tumbuh-tumbuhan air yang muda, cacing, larva/belatung, plankton, kacang-kacangan dan kadang-kadang anak-anak ikan. Cara makannya juga sangat berhati-hati, makanan tidak langsung ditelah, tetapi dicucup dulu, dan biasanya dimuntahkan kembali apabila ragu-ragu terhadap makanan yang dicurigai.

 

Cara mancing

Ada beberapa macam cara yang akan saya uraikan untuk memancing ikan carpe ini.
Pertama, cara pêche au coup, mancing dengan menggunakan joran tanpa spining ril. Piranti yang digunakan adalah joran sepanjang 5-9 meter, kenur ukuran 14mm, pelampung type kelereng, timah seimbang dengan pelampung, serta mata kail ukuran 16 atau 14, memakai umpan cacing. Cara ini adalah cara mancing yang tertua, sudah digunakan sejak berabad-abad yang lalu. Sulitnya, kenur tidak bisa diulur, gampang putus kalau disambar ikan. Keasyikannya, kalau kita bisa menaklukan ikan sebesar 2-4kg dengan kenur dan mata pancing yang halus.
Cara yang kedua adalah pêche à l"Anglaise, cara mancing ini diperkenalkan oleh pemancing-pemancing dari Inggris. Joran yang biasa digunakan sepanjang 2,7 –3,7 meter, bahan karbon, spining ril ringan, kenur berukuran 14mm, pelampung type peluru kendali (bertimah di ujungnya), kail ukuran 16 atau 14, umpan larva/belatung. Keunggulan cara ini adalah umpan bisa dilempar jauh ketengah (sampai 25-30meter) dari pinggir sungai/danau, mata kail sangat halus, ikan mudah terkecoh menyambar umpan, lagipula kita dapat mengulur kenur apabila tertarik oleh ikan yang besar. Kesulitannya : kalau ada angin yang kencang atau arus yang deras, cara ini paling cocok untuk mancing di danau atau empang yang tenang, dan diperuntukkan untuk ikan yang berukuran sedang.
Cara yang ketiga adalah pêche à la posée, cara ini yang paling sering digunakan oleh para carpistes (pemancing ikan carpe). Piranti yang digunakan adalah satu set joran (terdiri dari tiga joran), bahan karbon, spining ril semi berat, kenur ukuran 30-35mm, timah type peluru 75gr, ujung pancing kenur pintal dari bahan dacron sepanjang 30cm. Kenur pintal, seperti benang jahit yang kuat, ini dipakai karena lebih luwes untuk menghadapi ikan carpe yang pencuriga. Umpan yang dipakai adalah bouillettes, berbentuk kelereng, adonan yang dibuat dengan tepung khusus, macam-macam aroma dan warna. Umpan juga tidak dicantolkan ke mata kail, melainkan diikat dengan benang halus sepanjang 1cm ke mata kail, sehingga kalau ikan menghisap umpan, mata kail juga turut terbawa terhisap. Alat penyangga joran dilengkapi juga dengan alat pendeteksi elektronik sentuhan ikan. Alat ini berbunyi apabila kenur menegang (apabila larinya ikan yang terpancing menjauhi joran), maupun kenur mengendor (ikan larinya kepinggir mendekati joran).
Cara keempat, cara yang sering digunakan oleh penulis dan kawan-kawan adalah dengan menggunakan spiral, alat semacam pelampung tetapi terbuat dari alumunium untuk melekatkan umpan pemanggil ikan. Joran yang dipakai panjangnya sekitar 4-5 meter, daya lentur di ujung joran, dapat menahan beban timah 200-500 gr. Rangkaian ujung pancing sepanjang 2 meter disambung dengan kili-kili peniti ke kenur utama. Cara mancing berbeda dengan cara sebelumnya, kita tidak menggunakan umpan bouillettes, melainkan jagung atau larva/belatung disamping spiral yang diisi amorce (pelet, umpan tabur) umpan pemanggil ikan. Adonan ini bisa dibeli sudah jadi, bahan terdiri dari campuran roti, kacang-tanah ditambah dengan jagung kering, gandum, diberi aroma manis, dan bahan perekat PV1. Kita tinggal mencampur dengan air sungai.
Persiapan
Sesampai ditempat memancing kita segera mencampur umpan pemanggil ikan dengan air sungai . Sambil menunggu campurannya matang, (kurang lebih seperempat jam) kita mempersiapkan joran, rangkaian ujung pancing, disamping membuka serok dan memasang korang tempat ikan, agar semuanya sudah siap pakai.
Metoda spiral yang mujarab : ramuan umpan yang sudah jadi kita padatkan dan bulatkan sebesar jeruk purut dan lekatkan di spiral. Mata kail kita isi campuran jagung dan belatung. Cara mengkaitkan belatung juga harus diperhatikan, hanya dikaitkan di ujung larva tsb, agar belatung tetap hidup dan bergerak-gerak. Tentunya ikan akan lebih tergiur dengan umpan yang segar dan hidup daripada larva/belatung yang mati.
Setelah semuanya siap, kita lempar umpan ke tengah sungai, menyerong sesuai dengan arus. Begitu terasa umpan menyentuh dasar, kita biarkan umpan bergulir terkena arus hingga berhenti bergerak. Ril spining kita kendorkan, joran kita pasang di penyangga joran dengan posisi tegak atau kira-kira 60°.

Pertarungan yang menegangkan

Ikan carpe biasanya mulai makan pagi-pagi sekali, pada waktu matahari mulai muncul, kemudian pada tengah hari dan yang paling sering adalah sore hari menjelang matahari terbenam.
Tanda-tanda sentuhan ikan carpe terlihat di ujung joran, gerakan tarikan dua sampai tiga kali, lalu kenur mengendor, Ini tandanya ikan hanya menyentuh dan mencucup umpan di spiral saja. Biasanya tidak lama kemudian joran mulai bergerak-gerak lagi, lalu tiba-tiba saja kenur menegang, dan ………zzeeeerrrrrr………spining ril berputar cepat, joran menukik. Kalau sudah begini, ini pasti ikan carpe, rupanya ikan ini langsung lari setelah menyambar umpan di kail. Kalau kita tidak mengendorkan rem di spining ril, pasti joran tertarik ke air. Tarikan ikan carpe, lamban tapi pasti dan kuat, sampai diberi julukan bulldozer-nya ikan air tawar.
Joran lalu kita angkat dan sentakkan sedikit agar mata kail tersangkut di bibir ikan, rem spining diputar, dikuatkan. Mulai pertarungan……, ikan yang berbobot 5 sampai 10 kg saja tarikannya sudah lumayan. Biasanya kita tidak takut kenur putus, karena dengan ukuran kenur 35mm, kita bisa menarik ikan yang beratnya sampai 10kg atau lebih. Pada waktu menarik, joran harus dalam posisi tegak lurus, kenur tidak boleh mengendor untuk menghindari ikan sembunyi di balik rumpun air atau disangkutkan ke kayu-kayuan di dasar sungai. Ikan ditarik pelan-pelan sampai kepinggir, salah seorang teman sudah mempersiapkan serok. Lingkaran mata serok harus diam dan terendam diair. Kita menarik ikan agar masuk di lingkaran serok, bukan serok yang menciduk ikan, karena ini akan mengagetkan ikan, dan biasanya di saat-saat terakhir ini ikan bisa menggelepar dengan kuat sehingga bisa melepaskan diri dari sangkutan kail.
Kalau ikan sudah terserok, dengan hati-hati kita angkat ke darat, melepaskan kail dari bibirnya, lalu kita timbang dan catat beratnya, baru ikan tsb kita masukkan kedalam korang tempat ikan yang panjangnya kira-kira 2,50 meter (untuk menenangkan dan memberi keleluasan ikan bergerak).
Kalau nasib sedang mujur, kita bisa menangkap 5 sampai 7 ekor ikan carpe sehari mancing. Ditambah ikan-ikan lainnya yang juga kadang-kadang turut menyambar umpan yang kita sajikan.
    « No Kill »
Menjelang jam 20.00, kita sudah mulai membereskan perlengkapan. Ikan-ikan secara hati-hati kita keluarkan dari korang, dipilih satu atau dua ikan untuk dibawa pulang, lalu bikin foto kenang-kenangan. Ikan selebihnya, dilepas kembali ke sungai……….